Kota Probolinggo (Humas) “Meneladani kehidupan rumah tangga dan sosial Rasulullah SAW” tema yang disampaikan Kepala Kankemenag dalam giat “Pembinaan Wawasan Keagamaan dan Wawasan Kebangsaan Terhadap Mantan Narapidana dan/atau Orang atau Kelompok Orang Terpapar Paham Radikal Terorisme” bertempat di RM. Sari Kuring Kota Probolinggo. Kamis, (23/2/2023).
Beberapa hari lagi, berapa bulan lagi berapa tahun lagi kita bisa menghirup udara segar di bumi Nusantara apalagi yang luar biasa sumber daya alam, panorama yang bagus ini yang patut kita syukuri dan harus kita maknai bersama.
Berdasarkan Surat Al Ashr yang telah disampaikan diterima oleh Rasulullah SAW pada 14 abad yang lalu, bahwa kita memang harus berhitung dalam kehidupan sehari-hari ini karena dalam Surat Al ashr itu adalah Wau_nya adalah huruf Sumpah.
Allah berikan waktu kepada kita ini untuk bisa kita manfaatkan semaksimal mungkin untuk kita kemaslahatan baik pada keluarga dan kemaslahatan pada orang lain jangan sampai memberikan mudharat.
Apabila kita tidak bisa memanfaatkan waktu dengan baik kata Allah bahwa sesungguhnya manusia itu dalam keadaan rugi, maka gunakan waktu kita dengan sebaik-baiknya baik untuk pribadi keluarga dan orang lain.
Kalau kita melihat apa yang dilakukan Rasulullah Saw tidak ada celah untuk beliau untuk kita cari cacatnya baik dalam kehidupan keluarga yang mana istri beliau tidak hanya satu dan bisa keluarganya dengan adil dengan masyarakat bila kita tahu bahwa tidak ada yang dilakukan Rasulullah Saw untuk mencederai orang lain seiman maupun yang tidak seiman kalau kita baca historis sejarah sirah nabawiyah yang perlu kita contoh bersama maka tidak ada untuk kita menemukan kesalahan yang dilakukan oleh nabi Muhammad kepada orang lain, tuturnya.
Melalui pembinaan ini juga diperkuat semangat belajar mitra deradikalisasi untuk menjadi khaira ummah (umat terbaik), yaitu menjadi shalih dan muslih menuju kebangkitan, kemajuan, dan keluhuran peradaban dalam kerangka Indonesia Harmoni.
Komitmen, optimisme, disiplin, profesionalisme, keterbukaan, dan sinergi potensi umat perlu dioptimalkan sedemikian rupa guna mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin, Islam yang salam (damai) dan kasih sayang untuk Indonesia yang Harmoni.
Orang nomor satu Kemenag kota ini juga menjelaskan Islam Rahmatan Lil Alamin yang merupakan tujuan umum Islam (Maqashid Am Li Syariah).Seluruh ajaran Islam bermuara pada Maslahat, kasih sayang dan kedamaian dunia, makhluk dan seluruh manusia. Tujuan kajian ini adalah menyingkap karakteristik dan tujuan utama ajaran Islam yang rahmatan lil alamin dalam kehidupan sosial dan budaya manusia modern.
Implementasi Nilai-nilai Rahmatan Lil alamin dalam kehidupan social dapat dilihat dalam kehidupan pendidikan sekolah, masyarakat, Tempat Ibadah dan tempat kerja serta Media Massa. Adapun Implementasi Nilai-nilai Rahmatan Lilalamin dalam Kehidupan budya, dapat dilihat dari Perekembangan Ilmu pengetahuan, Bahasa, Ideologi dan adat Istiadat yang berlaku di kalangan masyarakat, tandasnya.
Jika dikaitkan dengan kehidupan Rumah Tangga Rasulullah SAW yang penuh dengan kebahagiaan dan keteladanan patut dijadikan sebagai role model (uswah hasanah) bagi kita semua. Yang kata kuncinya; Iman, Belajar, memahami, cinta, Ittiba’ dan Istiqamah terhadap ajaran-ajarannya.
Rumah tangga paling ideal adalah rumah tangga nabi Muhammmad SAW. Rasulullah sebagai manusia adalah suami terbaik bagi istri- istrinya dan ayah terbaik bagi anak-anaknya. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda,
“Sebaik-baik kamu adalah orang yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku adalah orang terbaik di antara kamu, terhadap keluargaku.”istri-istri beliau adalah istri-istri terbaik, dan anak-anak beliau adalah anak-anak terbaik.
Kasubdit Bina Masyarakat BNPT Sujatmiko dalam Sambutannya menyampaikan bahwa tujuan giat ini;
Pertama, bersama-sama upaya untuk memperkuat semangat saling menghormati dalam kebhinekaan sebagai satu bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia;
Kemudian yang kedua adalah menanamkan sikap mengedepankan kepentingan bangsa dan kepentingan dari kepentingan pribadi maupun kepentingan golongan maupun kelompok ini;
ketiga, menanamkan semangat kebersamaan dan toleransi dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara;
keempat, adalah mendorong khususnya mitra radikalisasi dan keluarga untuk berperan aktif dalam upaya-upaya mewujudkan Indonesia yang aman damai dimulai dari tingkat keluarga radikalisasi.
Peserta yang diundang dalam kegiatan ini adalah 19 orang ada radikalisasi yang berasal dari Kabupaten/kota Probolinggo, Malang, Mojokerto dan Pasuruan.
Untuk instansi yang diundang dalam kesempatan ini yang pertama Kasat Gaswil Provinsi Jawa Timur densus 88 anti teror polri atau kemudian juga dari jajaran BS TNI atau yang mewakili dan kabindan provinsi Jawa Timur kemudian juga dari korem 0813 Baladika, Kodim 0820 Probolinggo, Kapolres Probolinggo kota, Kepala Badan kesatuan bangsa dan Politik Kota Probolinggo dan Kepala Kantor Kementerian Agama sekaligus beliau sebagai narasumber. (Rief).
Editor : Ansori