Kota Probolinggo (Kemenag) Ramadan tidak akan pernah ada habis-habisnya untuk dibahas. Baik melalui kajian, kultum maupun dalam bahasan serius lainnya. terbukti hampir setiap selesai melaksanakan Shalat Dhuhur kegiatan dalam format bebas tanpa penentuan judul oleh inisiator kegiatan seksi Bimas Islam, namun hasilnya tetap memiliki makna mendalam. Sebagaimana ulasan Kepala KUA Kedopok Bapak Farid. Rabu, (3/4/2024).
Dalam bahasannya, Farid memang hanya mengulasnya dalam tiga hal pokok; sandaran fikiran hanya kepada Allah SWT, positif thinking, santun dalam berucap dan bertindak. Lengkapnya; Sebagai Insan mulia yang diciptakan Tuhan, manusia hendaknya mampu menjaga tiga hal dalam sendiri kehidupan.
Pertama, Sikap dan fikiran senantiasa disandarkan kepada Allah SWT tidak karena siapa dan untuk apa itulah yang dikenal dengan istilah ikhlas.
Kedua, tindakan dan tingkahlaku kita harus dalam koredor moral dan agama selalu berbuat dan berprasangka baik kepada siapapun (positif thinking)
Ketiga, suara atau ucapan yang akan keluar dari lisan kita harus santun dan patut menjadi uswah kehidupan nyata kepada siapapun jua.
Jika ketiganya terjaga, itulah sosok yang baik dan bijaksana. Ingat setiap kata adalah doa dan setiap tindakan kelak akan dipertanggungjawabkan. (red)