Kota Probolinggo (Kemenag) Melalui momentum isra’ mi’raj yang kita laksanakan semoga menjadi awal yang baik untuk kita semua dan kelak mendapatkan kebaikan yang sama ketika menuju akhirat, tegas Kakanwil Kemenag Jatim Dr. Akhmad Sruji Bahtiar. Senin, (3/2/2025).
Dari jiwa raga yang bersih akan melahirkan keimanannya, kebaikan ibadah pula. Sementara jiwa raga yang kotor bisa menimbulkan sikap su’udzon (missthinking), penyakit hati yang merusak jiwa dan cenderung berimplikasi negatif, lanjutnya.
Peristiwa Isra mi’raj tidak akan mampu dicerna logika manusia sekalipun dengan perkembangan sains teknologi informasi canggih dimana eksistensinya tak kan mampu menembus lapisan langit, dan hanya mampu diraih dengan keimanan (percaya dengan menyandarkan urusan pada Allah Swt), seraya merenungi setiap untai kata yang disampaikan Allah SWT dalam firman Nya.

Ia juga berharap semoga dengan peringatan ini bisa membersihkan hati dan pikiran kita. sebagaimana Allah SWT memberihkan hati dan jiwa Rasulullah SAW melalui bedah Ilahiyah. Sesuai dengan tema “Isra Miraj Sebagai Fondasi Spiritualitas Bangsa MenujuIndonesia Maju”. Panitia menghadirkan Gus Melvien panggilan Dr. KH. Melvien Zainul Asyiqien Pengasuh Pondok Pesantren Al-Mahrusiyah, Lirboyo, Kediri.
Allah SWT mempunyai malaikat makhluk yang tidak kasat mata, selalu mendatangi majelis khoir (majelis dzikir) sebagaimana termaktub dalam kitab Al Adzkar karya Imam Nawawi orang yang banyak berdoa akan berdampak positif bagi kehidupannya dunia akhiraya. Keberkahan, kasih sayang dan petunjuk Allah senantiasa meliputinya.
Imam Al Ghazali menyatakan; seseorang tergantung kebiasaannya. Yang mencintai kebaikan kebaikan selalu menuntunnya begitu pula sebaliknya. Rasulullah SAW dalam mi’rojnya embawa kewajiban shalat maktubah.
Maka jagalah shalat lima waktu tersebut, shalat membersihkan noda dan dosa. Hadirnya keimanan menumbuhkan mahabbah. Dan percaya tanpa rindu itu adalah gombal, ulas Gus Melvien seraya tersenyum.
Rasulullah SAW adalah sosok yang sangat menyayangi umatnya. Meski mereka yang hidup pada masa setelah beliau wafat. Lantas bagaimana Nabi Muhammad SAW mengenali mereka?
Sejumlah riwayat menjelaskan tentang hal ini. Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq, menukilkan riwayat dari Abdullah bin Abi Auwfa RA, bahwa Rasulullah SAW pernah besabda:
“Sungguh aku rindu pada saudara- saudaraku”. Umar berkata “Bukankah kami saudaramu?” Nabi menjawab: “Bukan. Kalian adalah Sahabatku. Saudaraku adalah orang-orang yang iman kepadaku tapi tidak pernah melihatku.”
“Seorang muslim adalah orang yang kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya, dan seorang Muhajir adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.” (HR. Bukhari).
Terakhir, orang yang bertakwa kepada Allah adalah mereka yang mampu menjaga lidahnya tangannya untuk keselamatan orang-orang beriman lainnya. Lalu bagaimana kita mampu menjaga lidah kita agar tidak terkena mubiqot (kejelekan) maka jadikanlah kantor Kementerian agama ini menjadi kantor keamanan, keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa karena kuatnya agama ada di Kementerian agama untuk terus menjaga keutuhan NKRI, tutupnya.
Kemenag kota Probolinggo bersama jajarannya mengikuti acara tersebut di Aula Lt.1 memancar melalui Zoom meeting dari Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur. (red).