Kota Probolinggo (Humas) Pondok Pesantren Mutaallimien Putri Kota Probolinggo bekerjasama dengan Kemenag RI dan PP RMI jakarta gelar Halaqoh Fiqih Peradaban denga tema “Ijtihat Ulama’ NU dalam Bidang Sosial Politik” bertempat di Aula PP Muta’allimien Putri Kecamatan Wonoasih, pada Jum’at (22/12/23).
Hadir dalam kegiatan ini Kepala Kantor akem3nag Kota Probolinggo H. Fausi, Kepala Seksi Penddika Diniyah dan Pondok Pesantren, Para pengasuh/pengurus Pondok Pesantren se Kota Probolinggo
Narasumber dalam acara tersebut H. Hasanuddin Ali (Wakil Ketua Lakspedam PBNU) dengan materi Dasar Normatif Pemikiran Ulama’ NU dalam Sosial Politik. sedangkan KH. Ulin Nuha (Katua PP RMI NU Jakarta) sebagai pemateri kedua menyampaikan materi Historis Aktivisme Ulama’ NU dalam Sosial Politik.
Pengasuh PP Muta’allien Nyai Hj. Nurhudana berharap kegiatan yang ini membawa kebaikan dan akan bermanfaat khususnya bagi Pesantren kami dan para pesantren-pesantren di lingkungan Kota Probolinggo.
Kami ucapkan terima kasih pula atas kehadiran pimpinan Pesantren se-kota Probolinggo yang telah berkenan hadir memenuhi undangan kami, ucapnya
Lebih lanjut Nyai Nurhudana mengungkapkan tujuan daripada kegiatan pada hari ini yaitu untuk mencari ide-ide baru dalam pemikiran tentang sosial politik Ulama di kalangan pesantren dalam rangka menjawab tantangan zaman dengan tetap berpijak terhadap tradisi pesantren dyang berlandaskan dalam Alquran, Sunnah, ijma’ dan qiyas yang dalam hal ini lebih jelasnya lagi terfokus pada fiqih.
Maka dari itu kami mengajak para Ibu Nyai para pimpinan pesantren putri karena memang 80% yang kami undang adalah pimpinan pondok pesantren putri di Kota Probolinggo, untuk menjadi pelopor dalam pemikiran kontemporer masa kini untuk kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik khususnya di Kota Probolinggo, jelas Pengasuh yang akrab dipanggil Ning Dana ini.
Sedangkan H. Abdul Aziz selaku Pimpinan Yayasan PP. Muta’allimien Menyampaikan bahwa tujuan dari kegiatan ini untuk menjawab dinamika perkembangan politik saat ini, yang sudah memahami masyarakat Pesantren banyak yang terjebak kepada politik praktis, maka Pesantren harus kembali lagi kepada nilai-nilai luhur para alim ulama itu adalah politik kebangsaan. Misalnya bagaimana pondok-pondok Pesantren itu memikirkan terhadap nilai-nilai kebangsaan politik yang agung seperti diterimanya Pancasila sebagai tunggal di negara ini. Itu kan sebuah ijtihad politik luar biasa, ujarnya.
Dalam hal ini halaqoh fiqih peradaban di pesantren mengambil tema ijtihad ulama Nahdlatul Ulama dalam bidang sosial politik. Jadi bagaimana kembali menyegarkan pikir-pikiran luhur para alim ulama yang berdasarkan kepada teks fiqih itu di konteskan dengan dinamika politik yang saat ini tentu lebih cepat berkembang di negara kita itu negara demokrasi, imbuh pria yang akrab dipanggil Gus Acik.
Kepala Kankemenag Kota Probolinggo dalam membuka acara ini mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT dan berterima kasih kepada PP Muta’allimien telah menggelar acara halaqah dengan menghadirkan narasumber dari pusat.
lebih lanjut Fausi menyampaikan bahwa sekarang ini kita dihadapkan pada suasana proses politik maka ini tentu Kementerian Agama bersama PBNU bersama dengan seluruh tokoh-tokoh yang ada di sini mempunyai kewajiban yang sama, kami dari Kementerian Agama tentu sekali lagi menyampaikan ucapan terima kasih dengan para Kyai para Ibu Nyai bersama-sama membangun kehidupan umat yang lebih dinamis yang lebih manfaat dan barokah kepada umat kita sekalian.
Terima kasih atas nama Kementerian Agama kepada para narasumber, ini mudah-mudahan tidak hanya sekali dilaksanakan di Kota Probolinggo. Sekali lagi menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya dan mohon maaf bilamana pelayanan kami masih perlu terus menyempurnakan, pungkasnya. (Rief).
Editor: Ansori