Kota Probolinggo (Humas) Inovasi uji coba penanaman varietas bawang merah; jenis batu ijo, super batu, super philip dan jenis bawang merah lokal oleh bidang pertanian Pesantren Raudlatul Muta’allimien, Kecamatan Wonoasih, kota Probolinggo untuk menopang kemandirian pesantren pada september lalu menjadi harapan baru bagi penguatan ekonomi pesantren. Selasa, (14/11/2023).
Uji coba varietas bawang merah tersebut telah selesai dipanen dengan kualitas dan kuantitas unggul dan cukup memuaskan pihak pesantren karena tanpa gangguan hama dan virus tanaman yang berbahaya, sebagaimana disampaikan Kasi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD. Pontren Muhammad Taufik.
Mewakili Kepala Kemenag, Taufik menyampaikan apresiasinya atas langkah inovatif Pesantren Raudlatul Muta’allimien, sejalan dengan salah satu dari tujuh program perioritas kementerian agama. Ketujuh program perioritas tersebut adalah; penguatan moderasi beragama, transformasi digital, revitalisasi KUA, Cyber Islamic University (CIU), kemandirian pesantren, Tahun Toleransi, dan Religiosity Index.
“Kementerian Agama akan terus mendorong pondok pesantren untuk memiliki langkah taktis dalam mewujudkan kemandirian dan berharap Pesantren Raudlatul Mutaallimin dapat menjadi Replikasi Pesantren Lain di kota Probolinggo.
Ibu Ninik Ira Wibawati selaku Sekda Kota Probolinggo, secara simbolis menerima hasil panen bawang merah hasil inovasi pesantren asuhan salah Neng Dana salah seorang anggota DPRD kota Probolinggo dan suaminya Abdul Aziz Ketua Ikatan Keluarga Alumni Universitas Nurul Jadid (IKA UNUJA) Paiton Probolinggo.
Keberhasilan pesantren tersebut, kata Ninik dapat menjadi replikasi untuk 33 pesantren di Kota Probolinggo. Sebab, jika sektor pertanian pesantren unggul, maka dapat membantu pemerintah dalam menekan angka inflasi dari kenaikan harga komoditi pertanian.
“Ponpes ini punya andil besar untuk Pemerintah Kota Probolinggo khususnya, harapannya dari pesantren-pesantren yang lain bisa mereplikasi dari varietas bawang merah ini,” ungkapnya, Selasa (14/11/2023).
Pengembangan sektor pertanian Pesantren Raudlatul Muta’allimien ini, merupakan program binaan Bank Indonesia dalam penguatan ekonomi dan menekan laju inflasi di Indonesia. Program tersebut juga bekerja sama dengan Universitas Brawijaya Malang, sebagai tenaga ahli bidang pertanian yang mendampingi pesantren tersebut dalam mengelola pertanian varietas bawang merah.
Asisten Direktur Departemen Ekonomi Keuangan Syari’ah Bank Indonesia (BI), Yason Taufik Akbar, mengatakan dari ketiga varietas bawang merah tersebut, jenis Batu Ijo Nganjuk yang memiliki tingkat kuantitas tinggi.
“Kalau disetarakan lahan satu hektare (ha) bisa mencapai 11 ton. Untuk menekan inflasi kan tidak dari segi produksi saja ya, nanti juga akan diamati apakah jenis ini diterima pasar atau tidak,” ungkapnya.
Ketua Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) Wilayah Jawa Timur, KH. Faiz AHZ, mengatakan pesantren telah melakukan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), seperti varietas bawang dan cabai yang mudah terdampak inflasi.
“Pesantren melalui masyarakatnya, santri, alumni, simpatisan dan masyarakat sekitar pesantren kita harapkan sinerginya, kemudian bahu membahu menggalakkan ketahanan pangan ini,” tandasnya. (Rief).
Editor : Ansori