21.8 C
Indonesia
Sabtu, Mei 17, 2025

Kemenag Kota Probolinggo, Gelar Pembinaan Penyuluh Agama Islam Konten Dakwah Via Media Dakwah

 

Mufi Imron Rosyadi Kepala Kemenag Probolinggo, Kasi Penyuluhan dan Sistem Penais pada Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur (Wakid Evendi), berserta Plt. Kasi Bimas Islam (samsur), dalam giat Pembianaan Penyuluh Agama Islam. (foto Rief).

 

Kota Probolinggo (Inmas), -Pandemi Covid-19 membuat perubahan pola kehidupan yang biasa kita lakukan tidak lagi dibiasakan, termasuk berdakwah yang biasanya di lakukan secara tatap muka dan berjamaah mengalami perubahaan yang mencolok, melihat fenomena ini Kantor Kementerian Agama melalui Seksi Bimas Islam, (12/11) menggelar Pembinaan Pengyuluh Agama Islam Konten Dakwah Via Media Dakwah bertempat aula kantor setempat.

Samsur selaku Plt. Kasi Bimas Islam pada Kankemenag Kota Probolinggo dalam laporannya menyampaikan kegiatan ini bertujuan, “memberikan pengetahuan dan wawasan moderasi beragama, meningkatkan kompetensi, dan meningkatkan kapabilitas Penyuluh Agama Islam untuk berinovasi dalam penyampaian penyuluhan”.

Kegiatan yang dibagi menjadi tiga angkatan ini diikuti oleh Penyuluh Agama Islam PNS dan Non PNS, serta unsur imam khotib Jum’at wilayah Kota Probolinggo, dengan menghadirkan Kepala Kankemenag Kota Probolinggo (Mufi Imron Rosyadi) dan Kasi Penyuluhan dan Sistem Penais pada Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur (Wakid Evendi) sebagai Narasumber.

Mufi Imron Rosyadi Kepala Kantor didampingi Samsur, Plt. Kasi Bimas Islam Kankemenag Kota Probolinggo, (12/11/) dalam giat Pembianaan Penyuluh Agama Islam Angkatan II. (foto Rief).

 

Mufi Imron mengungkapkan “Dakwah menurut prakteknya merupakan kegiatan untuk mentransformasikan nilai-nilai agama yang mempunyai arti penting dan berperan langsung dalam pembentukan persepsi umat tentang berbagai nilai kehidupan”.

Menurut Mufi Imron, Ursur Penting dalam kegiatan dakwah adalah; “Da’i (orang yang berdakwah), mad’u (orang yang menerima pesan dakwah), pesan dakwah, media dakwah, feedback (efek dakwah), dan metode dakwah”.

“Pendakwah harus update dan tanggap dengan apa yang terjadi, terutama apa yang terjadi pada masa kini, agar masyarakat dan dai tidak ada jarak,” imbuh Mufi Imron

Para pendakwah juga harus pintar memilih jenis media sosial, bergantung pada pangsa pasar yang dituju. Misalnya, jika yang dituju adalah kalangan remaja dan ibu rumah tangga, lebih baik lewat Facebook (FB). Namun, jika targetnya adalah anak-anak muda, kalangan profesional, pejabat, atau artis, lebih baik menggunakan Twitter.

Penggunaan jenis media sosial yang tepat, akan membuat dakwah atau siraman rohani yang disampaikan mendapat respons yang baik dan positif. Bahkan, masyarakat yang tadinya antipati bisa berubah mendukung.

“Kedepan perlu pelatihan i-source (integrative social media system) untuk melatih tata cara menggunakan dan memanfaatkan media sosial dengan baik sekaligus membentengi diri dari hal-hal negatif yang mungkin timbul dari aktivitas dunia maya,” harap Mufi Imron. (Rief).

 

HUMAS.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
spot_img

Latest Articles