Kota Probolinggo (Kemenag) Kultum Ramadhan oleh Ketua Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (APRI) Kota Probolinggo M. Anwar Sadad, S.THi menguraikan Puasa Dalam Perspektif Gramatikal Bahasa. Rabu, (27/3/2024).
Dalam uraiannya, Sadad menyatakan sedikitnya dua hal; Pertama, setiap mukmin senantiasa dipanggil dan diingatkan untuk melaksanakan ibadah puasa ramadhan. Puasa wajib yang dilakukan sebulan penuh dan termasuk rukun islam yang keempat.
Kedua, Sebagai manusia yang kadang pura-pura lupa, lalai dan tertidur untuk kembali melaksanakan kewajiban puasa sebagai mana penjelasan alfiyah ibnu Malik dalam potongan syiirnya.
وللمنادى النائ او كالناء يا
Munada ada dua macam, yaitu munada mandub dan munada ghairu mandub. Munada ghairu mandub terbagi kepada 2 bagian, yaitu pertama munada jauh atau serupa jauh yang meliputi orang lupa, lalai atau orang tidur. Sedangkan huruf-hurufnya adalah ya, ai, wa, aya dan haya (يا، أَيْ، وا، أَيا، هَيا).
Munada ghairu mandup yang kedua adalah munada dekat, sedangkan hurufnya hanya satu, yaitu A (أ), seperti ا محمدُ، هنا. Macam Munada yang ke dua adalah munada mandub, yaitu munada yang digunakan untuk meratap karena sakit, ditinggl pergi atau mati atau karena rindu seseorang. Sedangkan huruf nida’ yang digunakan adalah nida’ wa (وا) atau bisa menggunakan nida’ ya (يا) jika aman dari keserupaan, macam nida’ ini disebut dengan istilah Nudbah. Seperti وا محمداه dan يا محمداه. Munada mandub juga bisa digunakan untuk minta pertolongan, nida’ semacam ini diistilahkan dengan Mustaghatsah. Seperti: يا لزيد لعمر
Saat menjelaskan Firman Allah SWT Quran Surat Albaqarah : 183 yang artinya; Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Puasa berasal dari bahasa Arab shoum atau siyam adalah bentuk mashdar dari shooma-yashumu-souman wa siyaaman dijumpai 13 kali dalam Al Quran tersebar dalam 6 surat dan 11 ayat. Dari segi bahasa shoum atau siyaam berarti mencegah, menahan diri atau mengendalikan diri yang dalam bahasa Arab disebut al imsak al imtina’. Kata puasa yang kita pakai sehari-hari berasal dari bahasa sansekerta, upawasa yang artinya sama dengan shiyam yaitu menahan diri dan mengendalikan diri. Dalam istilah syar’i puasa dimaknai sebagai menahan hawa nafsu dari segala keinginan yang membatalkan puasa itu sendiri seperti makan, minum, berhubungan badan antara suami istri mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari disertai niat karena Allah.
Ibnu Malik, berpendapat bahwa ya’ itu digunakan untuk memanggil yang jauh. Muhammad At Thahir Ibn ‘Asyur dalam At Tafsir wa At Tanwir menjelaskan bahwa Q.S. Al Baqarah 183 diawali يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا karena ayat ini mengandung penyampaian berita penting dan hebat yang diharapkan menjadi perhatian yang menyentuh dan menyadarkan hati yang diseru untuk mau menerima kewajiban tersebut.
Panggilan tersebut juga dikuatkan dengan penggunaan “Ayyuha”, karena /ha/ pada ayyu bermakna tanbih yang artinya memberi peringatan, perhatian, dan peneguhan. Artinya yang dipanggil sekaligus isi panggilannya sangat penting, sehingga perlu diberikan perhatian khusus. Sehingga orang-orang yang beriman semakin yakin dan ikhlas menerima perintah puasa.(red).