Jatim (Kemenag) Saat ini yang urgen bukan persoalan Kouta haji yang sangat terbatas dengan masa tunggu 34 tahun sementara peminat haji sungguh luar biasa khuususnya di Jatim yang terdiri dari 38 kabupaten kota yang belum melek haji. Karenanya, kami berharap bahwa yang ditugaskan dan sudah dilantik betul-betul orang yang tepat.
Dari semua jabatan dari lintas instansi sangat penting untuk saling terkait. Imigrasi misalnya jika tidak beres maka tentu tidak akan berangkat, sama halnya jika tidak sehat sebagaimana istitoah menjadi salah syarat jemaah bisa berangkat.
Seleksi semua administrasi permit ke Saudi memudahkan kita tidak adanya antrian lagi di Bandara dan Jeddah karena sudah selesai di tanah air. Sekarang saya minta untuk dibuka kembali pelayanan kesehatan haji di Asrama Haji Sukolilo ini seperti tahun lalu dan saya tidak ingin ada persoalan sedikit saja, tegasnya.
Pelayanan kesehatan harus maksimal, pengalaman tahun kemarin dan resistensi. Semua SOP dijalani dan ambillah keputusan yang mengamankan semua pihak, tidak melanggar aturan dan dapat memberikan kemudahan. Barang bawaan harus sesuai aturan agar tidak menimbulkan kegaduhan dan perlu dilakukan dari awal, tambahnya.
Dua hal yang perlu menjadi perhatian; Jemaah kita berapa persen yang sudah melek pernah ke luar negeri harus terdata dan bagaimana mereka bisa beradaptasi. Saatnya kita bekerja dengan keras kalau ada persoalan bisa diselesaikan dan bisa diantisipasi demi menjaga nama baik dan marwah Provinsi Jawa Timur, ulasnya.
Haji tahun ini mengusung tema yang sama dengan tahun sebelumnya yakni Haji Ramah Lansia, tentu kami harap para petugas dapat menerapkan tiga prinsip utama tersebut ketika melayani jemaah.
Pj Gubernur optimis para petugas dapat memberikan usaha terbaiknya karena tahun ini para lansia dapat memperoleh pendampingan dari keluarga. “Tahun lalu para lansia tidak memeroleh kuota pendampingan, alhamdulillah tahun ini ada kuota pendampingan. Semoga membawa kebaikan bagi semua,” harapnya.(red).
