Probolinggo (Humas) Implementasi Kurikulum Merdeka (Kurdeka) terus berlanjut dengan penerapan kegiatan pembelajaran dan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan Rahmatan Lil Alamin (PPRA). MAN 2 Kota Probolinggo menyambut IKM dengan menghadirkan narasumber Nasional (Saiful Bahri) untuk IKM umum dan dari sekolah penggerak (SMP Muhamadiyah Batu) untuk pendamping P5 PPRA. Bertempat di Lava Hill Bromo, MAN 2 kembali adakan genjot pendampingan P5 PPRA ke 3 bersama team sekolah penggerak pada Sabtu, (11/02/2023).
Kepala MAN 2 Alfan Makmur dalam sambutannya menyampaikan proyek 3 ini merupakan kelanjutan dari proyek pertama dan kedua yang berjalan sukses didukung wali murid yang ikut terlibat dalam perayaan proyek.
Proyek pertama sebelumnya dengan tema “Gaya Hidup Berkelanjutan, dan Poyek kedua 2 Bhineka Tunggal Ika. Sedangkan proyek ke 3 kali ini dengan tema “Berekayasa Berteknologi untuk NKRI” dengan topik utama pemanfaatan energi matahari untuk Solar Cell, terang pria yang akrap dipanggil Alfan ini.
Kepala Kantor Kemenag kota Probolinggo Samsur, menyampaikan “MAN 2 merupakan madrasah yang siap dalam implementasi kurikulum merdeka. Memiliki Potensi anak didik baik akademik dan non akademiknya Madrasah yang unggul bila kebaikan dan kemamfaatannya dirasakan oleh masyarakat”.
Hal yang sangat harus disyukuri ada program yang luar biasa yang dilaksanakan hari ini oleh MAN 2, tentu yang dikomandani langsung oleh kepala madrasah, Komite, dan Waka sehingga Bapak/Ibu bisa hadir di sini. “Mudah-mudahan kita senantiasa sehat, semangat dan Bahagia. dan memang harus kita bahagiakan diri ini agar bisa membahagiakan orang lain” ujar Samsur
Kami sangat bangga dan bahagia serta mengapresiasi kepada semua keluarga besar yang ada di MaN 2 yang terus melakukan inovasi melakukan sinergi dan kolaborasi sehingga bisa mewujudkan MAN 2 bisa dipercaya masyarakat serta Madrasah Aliyah yang menjadi ikon di Kota Probolinggo.
Lebih lanjut pria bersahaja ini mengungkapkan “Dalam keluarga besar, tentu satu rumah ada dinamika di dalamnya. Namun manakala dinamika itu bisa di atasi dengan baik dengan mendahulukan untuk mengedepankan yang positif dalam pikiran dan hati tentu semuanya akan ada solusi manakala memang ada suatu hal yang perlu diselesaikan”.
“Fokus kita adalah bagaimana lembaga pendidikan itu mutu serta kualitasnya betul-betul dirasakan oleh masyarakat” tegas Samsur menutup sambutanya.
Mengawali penyampaian materi, Windra Rizkiyana kepala SMP M 8 Batu mengajak refleksi proyek1 dan 2. Anni Wahyuningsih ketua team proyek menilai proyek 1 dan 2 siswa berproses melebihi ekspektasi madrasah dilanjutkan oleh Sulastri selaku fasilitator projek merasakan siswa bisa menterjemahkan topik projek sesuai kondisi sekitar siswa. Misalnya menyadari jumlah sampah yang dihasillkan dan mencari solusinya.
Solusi yg diwujudkan dalam produk beragam sesuai selera siswa generasi Z, misal Bank Sampah, Asmaul Husna 3R, Podcast pengelolaan sampah dalam perspektif hukum Islam, kampanye hidup sehat melalui media sosial
Fasilitator dan guru pendamping menganalisis modul, lembar aktifitas dengan landasan pembelajaran differensial sesuai kompetensi siswa. Pemateri Ratih Denok Viannata, memandu analisis modul dan aktifitas.
Bagaimana laporan asesmen Projek? Aplikasi asesmen/ rapot sesuai dengan substansi P5 PPRA yakni projek penguatan profil (karakter) bukan menilai produk. Tugas guru mengkombinasikan capaian P5 dan PPRA.
Di akhir materi, Andik Wahyu, menyampaikan bila produk dianggap bermakna maka madrasah bisa mengembangkan melalui intrakurikuler masing masing mata pelajaran. (Rief/Sulastri).
Editor : Ansori
Alhamdulillah, MAN 2 Kota Probolinggo terus berproses dalam Kurikulum Merdeka