Kota Probolinggo (MANDAPRO EXIST) –Implementasi Kurikulum Merdeka melalui pembelajaran intrakurikuler, ekstrakurikuler dan Proyek Penguatan Profila Pelajar Pancasila Rohmatan Lil Alamin (P5 PPRA), disulap dengan Perayaan Rekayasa Teknologi Panel Surya MAN 2 kota setempat, Selasa (21/03/2023).
Pelaksanaan P5PPRA tidak terkait mata pelajaran tertentu namun berdasarkan tema Gaya Hidup Berkelanjutan, Bhineka Tunggal Ika, Kearifan Lokal, Suara Demokrasi, Kewirausahaan, Berekayasa Berteknologi untuk NKRI. Tujuan utama P5 PPRA adalah membentuk profil/ karakter pelajar sepanjang hayat sesuai nilai-nilai luhur Pancasila. MAN 2 Kota Probolinggo menerapkan P5 PPRA dengan sistem blok selama 120 jam pelajaran dalam 10 hari, proyek sesi ke 3 pada 10-21 Maret 2023.
Indonesia sebagai negara tropis dengan intensitas cahaya matahari yang tinggi sepanjang tahun. Kebutuhan energi yang relatif tinggi pada bidang industri, listrik, alat elektronik dan alat komunikasi secara umum bersumber pada energi berbahan fosil. Oleh karena itu diperlukan energi alternatif yang sesuai dengan negara tropis yaitu energi matahari (Solar Cell).
Beberapa pemikiran tersebut yang mendasari Implementasi P5 PPRA sesi ke 3 tahun pelajaran 2022-2023 dengan tema Berekayasa Berteknologi untuk NKRI dengan fokus proyek energi alternatif panel surya/ Solar cell.
Kepala MAN 2, Alfan Makmur menuturkan “siswa perlu belajar berfikir kritis, berfikir desain untuk menjawab tantantan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya masalah kebutuhan energi. Dengan Solar cell bisa menghemat pengeluaran rekening listrik dan bisa dialokasikan untuk kegiatan pembelajaran lainnya”.
Tahapan P5PPRA meliputi pengenalan sumber energi, macam energi alternatif dan teknik dasar elktronika, jelas pria enrjik ini.
Selama 4 hari siswa belajar aplikasi Miro, Linoit, Manjed manajer, Tinker Card untuk mendesain peta pemikiran tentang masalah energi dan upaya solusinya. Selanjutnya siswa berfikir desain (design thinking) untuk merancang rangkaian elektronika untuk berbagai peralatan teknologi tepat guna di lingkungan sekitar dan kebutuhan Madrasah.
Berbagai ide kreatif muncul dari diskusi kelompok dan diskusi kelas. Pada hari ke 6, siswa mulai mendesain teknologi tepat guna: kipas, stop contact untuk charger HP, lampu dan tempatsampah otomatis dengan sumber energi Solar Cell.
Banyak tantangan dihadapi siswa dalam mewujudkan rangkaian solar cell dan produknya. Beberapa kali mendesaian rangkaian elektronika yang tidak sesuai daya, arus serta kerusakan alat. Namun hal ini sesuai dengan tujuan semula membentuk profil pelajar yang giat belajar, pantang menyerah dan trus berusaha mencari solusi, ungkap Alfan
Pada akhir waktu Proyek dilaksanakan perayaan hasil belajar dari seluruh kelas bersamaan dengan pembagian rapot tengah semester di halaman upacara untuk produk teknologi tepat guna bersumber energi panel Surya (Solar Cell) dan produk teknologi tepat guna di aula.
Turut hadir Kepala Kankemenag Kota Probolinggo H. Samsur serta wali murid kelas X menyaksikan pameran P5 PPRA dengan tema : “Berekayasa Berteknologi untuk NKRI”.
Disela-sela kunjungannya, Samsur mengapresiasi produk siswa dengan mencoba tempat sampah dengan sensor otomatik klas X A. Tangan diletakkan 15 cm di depan sensor, tutup tempat sampah membuka setelah 2 detik dan akan menutup dalam 8 detik selanjutnya.
“Kreatifitas siswa di bidang teknologi menjadi bekal untuk terus semangat belajar dan membentuk profil siswa menghadapi tantangan zaman dalam akhlakul karimah”. Jelas Kankemenag sekaligus alumni MAN 2 tersebut. (Sulastri/Rief)
Editor: Ansori