Kota Probolinggo (Humas) Memasuki hari kelima belas Ramadhan, Materi kajian disampaikan Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (Kasi PD. Pontren) HM. Taufik mengangkat tema : “Puasa dalam Perspektif Tasawuf”. Kamis, (5/4/2023).
Mantan Kasi Bimas Islam ini menerangkan secara detail pentingnya seorang yang berpuasa tidak sebatas mampu mengendalikan hawa nafsunya dari menahan lapar dan dahaga semata, namun sejauh mana ia mampu mengendalikan seluruh anggota tubuhnya secara merata.
Karena puasa dalam perspektif Mistik tuturnya, kemampuan menahan atau mengendalikan hawa nafsu dari segala hal yang membuat manusia lalai, sebab nafsu merupakan sumber dan penyebab terjadinya berbagai dosa dan kejahatan, baik dosa lahir maupun dosa batin yang dapat mengotori dan merusak kesucian jiwa manusia, ia menjelaskan.
Dan kalau dilihat dari tujuannya, berdasar perintah Allah SWT puasa adalah untuk menjadikan manusia bertakwa. Pelaksanaan ibadah puasa tidak hanya sekadar menahan makan dan minum. Dikaji dari sisi tasawuf, puasa harus dilaksanakan dengan melibatkan hati, tandasnya.
Berdasarkan Al-Qur’an dan hadits, puasa itu menahan makan dan minum dari fajar sidiq sampai terbenamnya matahari.
Puasa menurut tasawuf, bukan hanya menahan makan minum saja. Tapi harus bisa menjaga lisan dan hati. Makanya apa yang bisa membatalkan pahala puasa harus kita jaga.
Ada lima hal yang bisa membatalkan pahala ibadah puasa, yaitu berbohong, mengadu domba, gibah, bersumpah palsu, dan mengumbar pandangan secara syahwat. Jikalau kita sanggup menghindarkan itu, maka kita bisa menjaga pahala puasa kita. Bukan hanya pahala puasa, tapi mendapatkan pahala di hadapan Allah SWT. ia kembali menegaskan.
Dalam kesempatan tersebut Penyelenggara Zawa mewakili rekan kerjanya, menyampaikan ungkapan keharuan sekaligus kehilangan setelah dilantiknya Kepala Kemenag kota Probolinggo H. Samsur sebagai Kepala Kemenag Kabupaten Probolinggo pertanggal 4 April 2023 kemarin.
Ada beberapa pesan yang beliau sampaikan via WA Group tiga hari sebelumnya mengajak staf pimpinan bersatu padu menjadi contoh untuk memaksimalkan perannya dalam berkinerja dengan menjaga integritas, berhati-hati dan tidak koruptif, menghindarkan diri dari perilaku maksiyat serta tetap menjadikan sahabat adalah saudara, atasan sebagai orang tua dan guru sehingga buah dari puasa kita benar-benar berdampak positif dalam kehidupan ini. Sekalipun jauh namun tetap dekat di hati, sebagaimana anggota tubuh kita tetap terpantau oleh hati kita, itu intinya.
Usai kajian, semua asn yang hadir support kepada pimpinan seraya memberikan ucapan semangat dalam khidmat yang bernuansa keagamaan berkiprah dalam mengawal kemaslahatan umat. Kegiatan ini dihadiri Kepala Kemenag, Kasubbag TU, Kasi Penyelenggara, Analis Kepegawaian, Ka. Satker, KUA dan seluruh perwakilan dari ASN Kemenag. (Rief).
Editor : Ansori