Kota Probolinggo (Humas) Putaran ketujuh kajian Ramadhan di Musholla Amanah Kemenag Kota Probolinggo disampaikan oleh Ust. Sya’roni Penyuluh Agama KUA Mayangan dengan mengusung tema “Keistimewaan puasa”. Rabu, (13/04/2022).
Puasa ini sangat spesial karena berbeda dengan ibadah-ibadah yang lain. Perbedaan tersebut tampak bagaimana Allah SWT dalam memberikan pahala orang-orang yang berpuasa bebas sesuai kehendak-Nya.
Sebagaimana hadis berikut yang artinya, “Semua amal perbuatan anak Adam -yakni manusia- itu adalah untuknya, melainkan berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan balasan dengannya.”
Dari hadits tersebut, ada satu hal yang perlu kita garis bawahi yaitu kalimat “karena sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan balasan dengannya”.
Kalau kita cermati, pasti muncul sebuah pertanyaan besar; bukankah semua ibadah itu akan dibalas oleh Allah swt? Lalu mengapa dalam hadits di atas seolah hanya puasa yang langsung dibalas oleh-Nya? Seolah menegasikan ibadah-ibadah yang lainnya.
Para ulama berbeda pendapat dalam mengartikan hadits tersebut. Mengapa puasa memiliki keistimewaan di sisi Allah swt dibanding amal ibadah lainnya? Berikut beberapa pendapat di antaranya. Pertama, puasa adalah ibadah yang tidak bisa terjerumus dalam riya (pamer). Kedua, puasa mampu melumpuhkan setan.
Ketiga, pahala puasa lebih besar dibanding ibadah lainnya. Menurut Al-Qurtubi, setiap amal ibadah sudah ditentukan besar pahala yang diperoleh, dari mulai dilipatkan 10 kali, 700 kali, dan sampai yang Allah kehendaki. Lain halnya dengan puasa, pahalanya tidak memiliki ketentuan khusus, hanya Allah yang tahu.
Keempat, pahala melihat Allah swt. Dalam kitab Durrah an-Nashihin (hal. 13), Syekh Utsman Syakir dengan mengutip pernyataan Abul Hasan menjelaskan, bahwa semua amal ibadah akan mendapatkan balasan berupa surga. Berbeda dengan puasa, pahalanya adalah bersua langsung dengan Allah swt di akhirat nanti, tanpa ada penghalang apapun.(red).