Kota Probolinggo (HUMAS) Memajukan lembaga pendidikan bisa dengan lompatan berpikir kreatif setidaknya harus mengetahui bagaimana cara berpikir out of the box agar menghasilkan ide yang baru dan cemerlang, ujar Kepala Kankemenag Kota Probolinggo, Didik Kurniawan saat sambutan peresmian ruang kelas baru (RKB) Raudlatul Afthal (RA) Intisyarul Ulum, Jum’at (11/10/24).
Seperti yang kita tahu, berpikir out of the box adalah bagaimana kita dapat berpikir dari sudut pandang yang lain sehingga berbeda dengan kebanyakan orang. Kunci memajukan lembaga pendidkan diantaranya; berinovasi dibidang metode pendidikan sehingga outputnya betul-betul dirasakan peserta didik, kegiatan belajar mengajar yang outputnya punya nilai jual di masyarakat. Serta program madrasah terpadu harus terbangun di yayasan pendidkan ini, imbuhnya.
Dalam rangka Hari Amal Bhakti (HAB) ke 79 tahun 2025 Kantor kementerian Agama menggagas kegiatan yang berbeda yang arahnya kepada edukasi dan literasi, sebagai contoh untuk seksi PAIS meyelenggarakan Religious School untuk SD/SM/SMA. Sedangkan untuk KUA membuat buku tentang suka, duka dan anekdot pelaksanaan nikah, Penyuluh membuat peta moderasi, seksi membuat kemenag dalam angka hal ini sebagai kado HAB ke 79, terangnya.
Satu hal yang paling baru dan pertama dilakukan oleh Kankemenag Kota Probolinggo adalah Proram Eco Office. Ini tidak pernah dilakukan oleh Instansi/Lembaga lain dimana dengan adanya program ini nantinya sudah tidak ada lagi kertas di ruang kerja, penghematan listrik, air dan kesehatan lingkungan kerja, serta pengelolaan sampah, pungkasnya.
Dari laporan ketua Yayasan An Nur KH. Mahfudz kebutuhan RA masih kurang ruang kelas. Dan kelas yang diresmikan ini mendapatan suntikan dana dari Timur Tengah berupa bahan bangunan, sedangkan utuk biaya tukang ditanggung oleh Yayasan.
Lembaga RA Intisyarul Ulum ada diantara MI, MTs, dan MA berada di bawah Yayasan Pondok Pesantren An Nur, terangnya. (Rief).
Editor : AAN