22.5 C
Indonesia
Rabu, Desember 4, 2024

Samsur : Kearifan Lokal Sebagai Daya Dukung Signifikan Dalam Memperkuat Moderasi Beragama

Kota Probolinggo (Humas) Bertempat di Aula Lt. II Kantor Kementerian Agama Kota Probolinggo giat “Sarasehan Penguatan Moderasi Beragama Bagi Tokoh Pemuda Lintas Agama” digelar. Senin, (14/11/2022).

Kegiatan yang dilaksanakan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) KotaProbolinggo ini dalam rangka memperingat Hari Pahlawan 10 November 2022. Dalam laporannya Ketua FKUB Dr. H. Ali Mukhtar, SH. MH. menyatakan; Melalui forum sarasehan penguatan moderasi beragama bagi tokoh pemuda lintas agama kali ini kami fkub Kota Probolinggo mengajak khususnya generasi muda dan seluruh warga masyarakat kota Probolinggo.

“Mari rawat dan kita pertahankan hidup berdampingan yang damai dan aman di lingkungan masing-masing sekalipun beda suku, beda agama, ras dan golongan agar hidup di dunia ini harmonis dan kondusif”, ajaknya.

Sangat tepat bila peringatan hari pahlawan tahun 2022 dengan teckline; “Pahlawanku, Teladanku”. Meneladani nilai-nilai kepahlawanan tidak harus berperang memikul senjata setidaknya cukup dengan mempertahankan kemerdekaan NKRI dengan cara menjaga kerukunan sesama umat beragama, antara umat beragama saling menghormati dan menghargai ajaran-ajaran agama masing-masing pemeluknya, ia kembali menegaskan.

Kegiatan sarasehan dibuka secara resmi oleh Kepala Kankemenag H. Samsur yang sekaligus sebagai Keynote Speaker menyampaikan materi “Kearifan Lokal Dalam Moderasi Beragama”.

Dalam uraiannya, orang nomor satu di lingkungan Kemenag kota ini menyatakan; “Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri, karena kearifan lokal ini menjadi satu kesatuan dengan masyarakat setempat. Masyarakat disetiap daerah pun memiliki kearifan lokal yang berbeda-beda, tergantung dengan kultur dan kebiasaan masayarakatnya tersendiri”.

Kearifan lokal memiliki daya dukung yang signifikan dalam memperkuat moderasi beragama. Dalam praktiknya, peran Pendidikan Agama Islam (PAI) turut memberi dukungan yang kontributif. Dalam kaitan peran penting PAI tersebut, diperlukan instrumentasi pengukuran tingkat keberhasilan implementasi moderasi beragama dalam konteks Pendidikan Agama Islam.

Meskipun di setiap daerah mempunyai kultur yang berbeda dengan daerah lainnya dan memiliki kearifan lokal yang berbeda-beda pula, tetapi kearifan lokal terbukti memberikan solusi kongkrit terhadap persoalan lokal dan regional yang terjadi di masyarakat. Di antara kearifan lokal itu ialah adat istiadat dan hukum adat. Adat istiadat lebih merupakan sistem nilai yang sifatnya lebih abstrak. Sedangkan hukum adat sudah menjadi norma-norma sosial kemasyarakatan yang memiliki reward dan punishment.

Kebenaran universal itu sesungguhnya akumulasi dari nilai-nilai kebenaran lokal. Tidak ada kebenaran universal tanpa kearifan lokal. Jadi tidak tepat memperhadap-hadapkan antara kearifan lokal dan kebenaran universal sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Ali ‘Imran ayat 104, tegasnya.

Dilanjutkan dengan penyampaian materi kedua; “Implementasi Moderasi Beragama Dalam Menjaga Kebhinnekaan” disampaikan Romo Antonius Suwahyo, Pr. dan dilanjutkan dengan dialog hingga membuat hangat jalannya sarasehan fkub tersebut. (rief).

Editor : Ansori

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
spot_img

Latest Articles