Kota Probolinggo (Humas) The Three Pilar of Radicalizaron jadi bahasan hangat sepanjang hari disampaikan Dr. Yahya di hadapan para peserta penggerak moderasi beragama di Hotel Bromo View. Senin, (21/11/2022).
Diantara pernyataannya; ” Kita harus merangkul warga masyarakat agar tidak radikal”, ajaknya seraya memberikan contoh bagaimana tokoh-tokoh aliran menyimpang pada mulanya orang baik-baik yang karena lemahnya pemahaman keagamaan mereka membuat salah jalan karena salah dalam mencerna pemahaman.
Lalu bagaimana agar kita bisa bertahan dapat mengaplikasikan kemuderat itu, tidak lain dan tidak bukan dengan melakukan penguatan jejaring (networking) dan melepaskan ego masing-masing. Karena kita menyadari bahwa moderasi beragama hanya akan bisa berhasil dengan cara kolektif, tegasnya.
Penggerak moderasi beragama juga harus memahami tiga (3) openess; Process, rethinkinh yang meliputi open mind, open heart dan open Will berbanding terbalik dengan voice of judgement, voice of cynicism (takut/pesimis) dan voice of fear, urainya.
Tiga hal itulah yang menyebabkan kita sulit menjadi orang yang terbuka. Kenapa orang-orang China itu sukses, dikarenakan mereka mampu membaca peluang walau di saat orde baru seakan semua pintu tertutup tetapi nyatanya mereka sukses dalam bidang bisnis.
Selanjutnya penyaji mengurai redesigning, social presening theatre (wawasan kebangsaan, jatidiri ASN) harus mampu memainkan peran dalam rekayasa sosial tentunya.
Sebagai ASN, lalu seperti apakah kontribusi kita untuk negara. Maka bagaimana kita memberikan manfaat sampai ke lini masa untuk mengedukasi dan mengenalkan maksud dan tujuan moderasi beragama secara masif.
Dengan resigning akan mengubah keadaan kita. Sebagaimana struktur sosial menjadi penyangga lahirnya tren dan feeling a part of system dapat berfungsi karena kerjasama baru kontribusi akan benar-benar terasa.
Menurut teori sosial untuk merubah mindset seseorang membutuhkan waktu sekitar 25-30 tahun sebagaimana pernah disampaikan oleh MH. Ainun Najib Sang Kyai Kanjeng yang sekaligus seorang Budayawan mengambil insisari dari perjalanan dakwah Rasulullah Saw.
Maka ketika kita berbuat niati saja sebagai jariyah dengan pahala tak terukur karena kontribusi tulus yang kita berikan untuk kemaslahatan umat.
Social Ingenering atau rekayasa sosial itu menjadi penentu dalam meraih sukses. Karena teori sosial sebagus apapun hanya bisa merubah satu hal politik dan ekonomi itupun membutuhkan waktu yang relatif panjang sebagaimana disampaikan Carl Mark Jerman. hal yang sama disampaikan oleh Robert Bella seorang sosiolog America. Lalu bagaimana dengan dakwah Rasulullah Saw dalam tempo 23 tahun bisa merubah peradaban sebaik ini. Potret model kehidupan moderasi penentu terciptanya kondisi kondusif di negeri tercinta Indonesia. (red).
Editor : Ansori