Probolinggo (HUMAS) – Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kota Probolinggo melalui Penyelenggara Zakat dan Wakaf sukses menyelenggarakan kegiatan Peaceful Muharram: Lebaran Yatim dan Difabel pada Jumat, (4/6/25). Acara di Aula Utama Kankemenag ini memberikan 100 paket bantuan kepada anak yatim piatu dan penyandang disabilitas di Kota Probolinggo.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program nasional “Peaceful Muharram” dari Ditjen Bimas Islam Kemenag RI, dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1447 H/2025 M. Momentum 10 Muharram, dikenal juga sebagai “Lebaran Yatim”, dipilih sebagai waktu yang tepat untuk memperkuat nilai berbagi dan kepedulian sosial.
Bertemakan “Berbagi Bahagia, Merajut Harapan” dan mengusung tagline inspiratif “Kebaikan Gak Pernah Salah Alamat”, kegiatan ini lebih dari sekadar seremonial — ini adalah aksi nyata solidaritas sosial. Hadirnya tali kasih dari berbagai pihak diharapkan menjadi lentera bagi mereka yang membutuhkan.
Menurut Plt. Penyelenggara Zakat Wakaf, Arifin Budianto, kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan rasa kepedulian dan tanggung jawab sosial masyarakat terhadap anak yatim dan penyandang disabilitas, sekaligus mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan inklusif di Probolinggo.
Sementara itu, Plh. Kepala Kankemenag Kota Probolinggo, Ahmad Zaini, dalam sambutannya mengutip QS Al-Ma’ūn ayat 1–3 sebagai refleksi pentingnya kepedulian sosial:
“Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.”
Ia pun menegaskan bahwa acara ini bukan hanya penyaluran materi, tetapi juga upaya untuk “menenun kasih sayang, menanam benih harapan, dan menghadirkan senyum di wajah saudara‑saudara kita.” Menurutnya, ini adalah bentuk amanah agama yang tak lekang oleh waktu.
Acara yang penuh kehangatan ini dihadiri oleh seluruh jajaran pejabat Kemenag Kota Probolinggo, Kepala KUA se‑kota, serta pengurus Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenag Kota Probolinggo — mencerminkan kolaborasi erat antara pemerintah, lembaga zakat, dan masyarakat setempat. (Rief/Humas)



